Tampilkan postingan dengan label Health. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Health. Tampilkan semua postingan

21 Februari 2009

Jantung sehat

Jantung anda ingin sehat ? Bantulah jantung anda dengan cara sebagai berikut :
Lakukan lebih banyak aktivitas.
Penelitian dr. Ralph Paffenbarger dari Stanford Medical School menunjukkan mereka yang menghabiskan lebih dari 2.000 kalori untuk seluruh aktivitasnya per minggu dapat meningkatkan angka harapan hidupnya menjadi dua tahun lebih panjang. Kecuali itu hal tersebut sangat mengurangi risiko terserang penyakit jantung.
Sebanyak 2.000 kalori yang terbakar itu sama dengan kalau anda melakukan jogging sepanjang 32 km. Jumlah ini termasuk kegiatan yang bermanfaat lainnya seperti berjalan kaki, bersepeda, berenang, bekerja di kebun dan melakukan pekerjaan rumah tangga.
Berhenti merokok.
Dengan menghentikan kebiasaan merokok, anda dapat mengurangi kemungkinan terkena emfisema yaitu paru-paru yang membengkak karena pembuluh darahnya kemasukan udara, terkena kanker atau serangan jantung.
Karena itu segeralah berhenti merokok, pastikan "hari putus rokok" anda sebulan dari hari ini. Untuk itu siapkan diri anda untuk hal-hal berikut :
Catat kapan dan dimana anda merokok dan mengapa (cemas, jenuh, stres, dsb) dalam kurun waktu seminggu. Berdasarkan catatan ini mulailah mengganti kebiasaan merokok dengan kebiasaan lain yang lebih bermanfaat, misalnya sewaktu anda dilanda rasa cemas maka lakukan latihan relaksasi.
Beritahukan kepada orang lain kalau anda berniat berhenti merokok, lalu mintalah dukungannya.
Ubahlah sikap hidup.
Cara untuk menghadapi situasi pembangkit stres berikut ini mungkin bisa dicoba. Kenali berbagai situasi yang bisa bikin anda stres atau mungkin perilaku tipe A (menunggu dalam antrian, deadline, dsb). Belajarlah untuk menyesuaikan diri dalam stres tanpa harus terperangkap didalamnya, untuk itu lakukan hal-hal seperti berikut :
Mengubah persepsi :
Jangan bayangkan seonggok tanah bagaikan gunung yang menjulang tinggi.
Pandanglah situasi secara realistis dan obyektif tanpa membayangkan menjadi sesuatu.
Mengubah reaksi :
Apakah jantung anda berdebar-debar, otot-otot menegang ? Yakinkan diri anda dengan kata-kata, "Aku sanggup mengendalikan diri". Lalu senyumlah dan usahakan untuk santai.
Mengubah kebiasaan :
Mengatasi stress dengan mengkonsumsi minuman berkafein, beralkohol atau obat bukanlah cara yang positif. Lebih baik mencoba cara lain yang bisa menjaga kesehatan dan hubungan antara sesama secara positif seperti relaksasi, mengkonsumsi makanan bergizi, percaya diri, mendengar aktif, dsb.
Menu rendah lemak, rendah kolesterol.
Asosiasi Jantung Amerika (AHA) menganjurkan agar kalori yang berasal dari lemak jangan lebih dari 30% jumlah kalori harian. Begitu juga kalori yang berasal dari lemak jenuh jangan melebihi sepertiga dari jumlah kalori harian, yang juga penting sebaiknya tidak mengkonsumsi lebih dari 300 mg per hari.
Cobalah cara diet berikut ini :
Pilihlah ikan, unggas tanpa kulit, daging tak berlemak, sajikan dalam porsi kecil saja.
Kurangi daging yang dikukus, sosis dan daging berlemak.
Gemarlah makan sayuran, buah-buahan, atau bahan makanan yang berasal dari padi-padian. atau polong-polongan.
Pilihlah susu atau keju yang kadar lemaknya rendah dan margarine (bukan mentega).
Kurangi makanan goreng-gorengan dan hindari makanan yang digoreng dengan minyak dari lemak hewan.
Test tekanan darah dan kolesterol.
Periksalah tekanan darah dan kolesterol darah anda pada ahlinya, umumnya sekali setahun, pemeriksaan kolesterol darah harusnya dimulai sejak anak berumur 20 tahun. Jika test anda termasuk katagori risiko rendah dibawah 200 mg%, pemeriksaan yang dianjurkan adalah 5 tahun sekali.
Apabila tekanan darah maupun kolesterol darah anda kedapatan tinggi, sebaiknya ikuti perawatan kesehatan sesuai petunjuk dokter, dan barangkali dengan merubah menu makanan dan latihan ataupun pengobatan.
[sumber INTISARI - totok harjadi]

20 Februari 2009

Test Pendengaran Anak

Kerapkali orangtua terlambat mengetahui adanya kelainan pendengaran pada anaknya karena anak yang mengalami gangguan pendengaran bertingkah laku seperti anak-anak normal. Misalnya anak tersentak ketika mendengar suara dan bunyi-bunyian yang keras padahal anak tersebut merasakan dari getaran dan tekanan suara yang dihasilkan dan bahkan bereaksi ketika disapa padahal sang anak memperhatikan gerakan bibir.
Gangguan pendengaran yang tidak dideteksi secara dini dapat mengganggu perkembangan anak karena pada usia yang tepat saat pendidikan, ucapan orangtua akan sia-sia karena kurang bahkan tidak terdengar. Untuk mencegah terjadinya hal ini Anda bisa mencoba melakukan uji pendengaran pada anak seperti yang dianjurkan oleh Prof. Kratzmeier berikut ini :
Anak usia 4 minggu.
Apakah ia terkejut bila mendengar suara yang sumbernya tidak tampak dan tak terasa ?
Apakah ia mengubah sikapnya bila Anda bersembunyi dan mengajaknya bicara ?
Apakah ia mendengar bel yang Anda bunyikan di di tempat tersembunyi ?
Anak usia 3 bulan.
Apakah ia menoleh bila mendengar suara yang sumbernya tidak tampak dan tak terasa ?
Apakah ia terbangun bila mendengar suara yang tidak terlalu keras tapi mengakibatkan getaran ?
Apakah ia mengubah sikapnya pada waktu ada suara musik yang tak terlalu keras ?
Anak usia 6 bulan.
Apakah ia menengok bila Anda bersembunyi dan memanggil namanya ?
Apakah ia diam saja bila didekatnya, di tempat yang tersembunyi ada orang dewasa atau anak-anak berbicara ?
Apakah ia mengubah celotehnya bila di tempat tersembunyi Anda mengajaknya berbicara ?
Anak usia 1 tahun.
Apakah ia bereaksi bila pada jarak 1 meter ada suara lembut misalnya detak jam atau gemerisik tisu yang tak tampak sumbernya.
Apakah ia tenang-tenang saja bila Anda bersembunyi di balik pintu atau perabot lalu mengajaknya berbicara?
Apakah ia dapat mengucapkan 1 atau 2 kata dengan jelas ?
Apakah ia tetap berceloteh bila ditinggal sendirian ?
Anak usia 1,5 tahun.
Apakah ia bereaksi bila pada jarak 1 meter dengan suara yang tak terlalu keras dan tanpa gerak syarat Anda memerintahkan sesuatu padanya ?
Apakah ia sudah dapat mengucapkan beberapa kata ?
Apakah ia sudah dapat menirukan suara binatang ?
Bila Anda bertanya, "Mana . . . ? Apakah ia menjawab dengan mengarahkan pandangannya atau menunjuk ke arah benda yang ditanya ?
Anak usia 2 tahun.
Apakah ia menoleh bila Anda memanggil namanya dari jarak 4 - 6 meter ?
Apakah ia dapat menirukan kata-kata sederhana yang Anda ucapkan, tanpa ia melihat gerak mulut Anda ?
Apakah ia mengenali suara tertentu misalnya derum motor di ruang sebelah tanpa ia mengetahui asal bunyi itu atau melihat si pembicara ?
Apakah ia sudah dapat mengucapkan kalimat yang terdiri atas dua kata misalnya, Mana bola ? Itu Papa !
Bila setelah uji pendengaran ini Anda curiga anak Anda menderita gangguan pendengaran, jangan berdiam diri. Ajaklah ia ke dokter THT, dan kalau perlu mengikuti pendidikan khusus yang tetap bermanfaat biarpun beberapa waktu kemudian ia dinyatakan tidak memiliki gangguan pendengaran. Seandainya ia memang menderita gangguan pendengaran, maka langkah yang Anda ambil itu sudah tepat dan merupakan langkah awal untuk perkembangan diri sang anak.
[sumber INTISARI/totok harjadi]